Text
Literasi Quran : Inovasi Kebijakan Pendidikan Agama Islam di Daerah
Belajar mengaji atau baca tulis Al-Qur'an sudah menjadi tradisi orang Islam dimana-mana, termasuk di Indonesia. Budaya tersebut telah terpelihara dan diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi. Di mana terdapat masyaraskat muslim, maka di sana pasti ada aktivitas pendidikan baca tulis Al-Qur'an. Pada sebagian masyarakat seperti di Padang, Aceh, Mataram, Betawi, Bugis, Banjar, Buton, Sundä, Jawa, Bacan, dan Ternate, mereka merasa malu jika anak mereka tidak bisa mengaji sampai pada usia remajae Merupakan sebuah kebanggaan jika anak mereka dapat mengkhatamkan Al-Qur'an. Keberhasilan anak mengkhatamkan Al-Qur'an merupakan prestasi belajar tertinggi yang pertama kali dirayakan bagi kebanyakan keluarga muslim di Indonesia.rnrnSeiring dengan perkembangan lingkungan sosial politik dan pembangunan bangsa, perhatian pemerintah termasuk pemerintah daerah terhadap kemampuan baca tulis Al-Qur'an, semakin tinggi. Banyak pemerintah daerah memandang bahwa pendidikan agama merupakan hal yang fundamental dan strategis dalam mendukung pembangunan masyarakat daerah. Muncul anggapan bahwa pendidikan agama tidak cukup hanya diserahkan kepada kepada orang tua dan tradisi setempat. Jumlah jam pelajaran pendidikan agama yang dialokasikan oleh sekolah pun dianggap belum cukup untuk menanamkan pengetahuan dan keterampilan mengaji kepada anak didik.rnrnDengan kewenangan pemerintah daerah untuk mengelola dan mengatur pendidikan, maka kesempatan berinovasi dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa di bidang kehidupan beragama menjadi terbuka. Buku ini secara sederhana berupaya untuk memotret pertemuan dua unsur tersebut, yakni unsur budaya dan tradisi mengaji yang dibentuk oleh masyarakat, dan unsur inovasi kebijakan yang diinisiasi oleh pemerintah daerah.
Tidak tersedia versi lain