Text
AL-QUR’AN, BAHASA SUNDA, DAN MODERASI ISLAM Dinamika Penyusunan Terjemahan AlQur’an dan Bahasa Sunda 2018-2019 (E-Book)
Penerjemahan Al-Qur'an selalu akan berhubungan tidak saja dengan substansi terjemahan, tetapi juga situasi kontekstual di belakangnya dan respons atas hasil terjemahan itu. Terjemahan sebagai praktik etis bukan hanya melibatkan pertimbangan semantik, tetapi juga pertanggungjawaban estetis, ideologi, dan politik. Karenanya, terjemahan firman suci Tuhan tidak hanya terkait dengan kualitas substansi hasil terjemahannya, tetapi juga konteks situasi penerjemahan dalam mempersiapkan lahirnya publikasi terjemahan tersebut. Pertanyaan yang muncul biasanya adalah mengapa terjemahan itu dilakukan? Siapa penerjemahnya? Untuk siapa terjemahan itu ditujukan? Bagaimana proses terjemahan dilakukan?
Salah satu karya terjemahan Al-Qur'an yang menonjol dalam menjaga keseriusan proses penyusunannya adalah proyek Terjemahan Al-Qur'an Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI tahun 2018-2019. Terjemahan ini merupakan salah satu dari serangkaian proyek terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa daerah di Indonesia. Puslitbang L.KKMO sebelumnya sudah menerbitkan 15 terjemahan Al-Qur'an bahasa daerah, yaitu dalam bahasa Makassar, Kaili, Sasak (2012), Minang, Dayak Kanayatn, Jawa Banyumasan (2015), Batak Angkola, Toraja, Bolaang Mongondow (2016), Bali, Melayu Ambon, Banjar (2017), Aceh, Madura, dan Bugis (2018).
Terjemahan Al-Qur'an terbaru dalam konteks terjemahan Al-Qur'an bahasa Sunda di Jawa Barat ini menambah khasanah penerjemahan Al-Qur'an bahasa Sunda. Selamat membaca!
Tidak tersedia versi lain