Text
Mengelola Keragaman Agama di Ruang Publik: Tantangan Pembangunan Negara Bangsa Indonesia (E-Book)
Potensi konflik dalam masyarakat hetereogen bukan hanya terjadi antar agama saja, tetapi juga dalam hubungan intra agama, yakni antar kelompok seagama yang berbeda penafsiran ajaran. Antara Muslim-sinkretik - yang mempertahankan adat leluhur disamping Islam - berhadapan dengan kelompok Muslim yang lebih puritan. Antara Islam arus utama yang dominan dan sekte sekte atau aliran Islam lainnya yang menemati kedudukan minoritas, seperti Syiah dan Ahmadiyah. Kemajemukan membelah dan menempatkan masyarakat dalam katagori mayoritas dan minoritas. Persekusi, diskriminasi, dan marginalisasi yang dialami Ahmadiyah dan Syiah di Indonesia, serta Rohingya di Myanmar memberi gambaran wajah minoritas Indonesia yang menyedihkan (sad picture). Gambaran ini bukanlah satu-satunya representasi wajah minoritas di Indonesia. Beberapa kelompok minoritas tertentu di Indonesia menempati posisi relatif menguntungkan. Mereka menikmati keminoritasannya dalam hubungan dengan mayoritas tanpa tekanan dan paksaan. Kajian ini berusaha mencermati sisi lain dari wajah minoritas Indonesia yang bisa hidup berdampingan dalam koeksistensi damai dengan mayoritas seperti halnya minoritas Hindu-Bali di Lombok. Studi ini melihat minoritas dalam dua wajah yang berbeda, yaitu minoritas yang memiliki posisi kurang menguntungkan (disadvantage position), dan minoritas yang relatif mempunyai posisi yang menguntungkan (advantage position).
Tidak tersedia versi lain